OKI, KITOUPDATE.COM – Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan buah-buahan yang melimpah. Sepanjang tahun, berbagai musim buah datang silih berganti, mulai dari durian, rambutan hingga duku.
Musim buah ini bukan hanya membawa kesegaran, tetapi juga menjadi berkah bagi masyarakat. Selain harganya yang lebih terjangkau, buah lokal juga menawarkan cita rasa terbaik ketika berada di musimnya.
Dames Kin’an Hamdan, seorang petani sukses dari Desa Batu Ampar, Kecamatan SP Padang, Kabupaten OKI berbagi cerita tentang musim durian yang mulai berlangsung di wilayah tersebut sejak Desember.
“Di beberapa tempat di Kecamatan SP Padang, khususnya di Desa Batu Ampar, sudah memasuki musim durian. Durian merupakan salah satu buah lokal dengan cita rasa khas yang banyak diminati oleh masyarakat dari berbagai daerah,” ujar Dames, Jumat (6/12/2024).
Menurut Dames, musim buah lokal seperti durian, rambutan dan duku selalu membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
“Ketika musim buah tiba, berkahnya dirasakan oleh semua orang, baik yang memiliki perkebunan maupun yang tidak. Tidak ada yang tidak bisa menikmati buah lokal seperti durian, rambutan, manggis, dan duku saat panen tiba. Dari segi ekonomi, pendapatan masyarakat juga meningkat,” jelasnya.
Dames juga mengungkapkan adanya tradisi unik di Desa Batu Ampar yang tetap dilestarikan hingga kini, yakni tido kebon. Tradisi ini dilakukan oleh pemilik kebun durian dan duku untuk menjaga lahan mereka dari gangguan hama seperti kera liar, kelelawar dan tupai.
“Ada tradisi unik yang kami laksanakan setiap musim buah, yaitu tido kebon. Pemilik kebun akan menjaga lahannya dengan tinggal di pondok kebun. Area perkebunan menjadi ramai dengan gemerlap lampu, suara lonceng, dan bunyi meriam bambu untuk mengusir hama,” terang Dames.
Tradisi ini, menurutnya, menjadi momen yang selalu dirindukan oleh para petani kebun durian dan duku. Selain menjaga hasil panen, tradisi ini juga mempererat hubungan sosial antar warga desa.
Musim buah biasanya berlangsung dari Desember hingga April. Setelah itu, masyarakat beralih ke musim pengolahan sawah atau penanaman padi.
Dames berharap, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tidak hanya fokus pada pertanian padi, tetapi juga memberikan perhatian kepada sektor perkebunan.
“Kami berharap, Pemkab OKI menyediakan pestisida dan pupuk secara gratis bagi petani perkebunan agar hasil produksi buah lokal dapat meningkat,” pungkas Dames. (Hendri)