OKI, KITOUPDATE.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terus menunjukkan komitmennya dalam menanggulangi HIV/AIDS, terutama di kalangan kelompok rentan.
Populasi kunci yang menjadi fokus program ini meliputi wanita pekerja seks (WPS), lelaki suka lelaki (LSL), waria, pengguna narkoba suntik (penasun), ibu hamil, pasien tuberkulosis (TB), warga binaan pemasyarakatan (WBP), serta pasangan dari orang yang positif HIV.
Dalam upaya tersebut, Dinkes OKI melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) melaksanakan kegiatan edukasi dan skrining untuk populasi waria.
Saat berlangsung di kantor Desa Batu Ampar pada Senin (23/12/2024). Hadir dalam kegiatan ini Kabid P2PM Musdarta SKM bersama sejumlah tim, termasuk Iwan Ridwan S.Kep, Bella Sari SKM, Novi Fitri Ningsih SE, serta tenaga medis dari puskesmas terkait.
Menurut Kepala Dinkes OKI Iwan Setiawan SKM M.Kes melalui Koordinator Seksi P2PM Musdarta SKM, bahwa penanggulangan HIV/AIDS menjadi salah satu prioritas utama Dinkes OKI. Selain tindakan medis, program edukasi dan sosialisasi juga terus digalakkan.
“Dinkes melalui fasilitas layanan kesehatan yang tersebar di seluruh Kabupaten OKI terus memberikan konseling dan tes HIV secara rutin,” ujar Musdarta.
Ia juga menjelaskan bahwa pemeriksaan HIV/AIDS diwajibkan bagi ibu hamil pada trimester pertama melalui program tes HIV atas Inisiatif Pemberi Layanan Kesehatan (TIPK). Selain itu, pemeriksaan juga meliputi tes sifilis dan hepatitis B, sebagai bagian dari program eliminasi tiga penyakit menular (triple eliminasi).
Dalam kegiatan tersebut, Novi Fitri Ningsih dari Seksi P2PM menyampaikan materi edukasi dasar tentang HIV/AIDS, termasuk perbedaan antara HIV dan AIDS serta cara pencegahannya.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang penanggulangan HIV dan AIDS, Novi menjelaskan pendekatan pencegahan melalui skema ABCDE:
- Abstinen: Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
- Be Faithful: Setia pada satu pasangan.
- Condom: Menggunakan kondom untuk mencegah penularan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
- Drug-Free: Tidak menggunakan narkoba yang dapat memicu perilaku berisiko, termasuk penularan melalui jarum suntik.
- Education: Edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi, pelaksanaan skrining, serta pembagian kondom kepada populasi waria sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penularan HIV.
“Pembagian kondom kepada populasi kunci bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku agar mereka dapat melindungi diri dari risiko penularan,” tutup Novi. (Hendri)