OKI, KITOUPDATE.COM – Kepala Dinas Kesehatan OKI Iwan Setiawan, SKM.,M.Kes menyatakan bahwa pengasapan (fogging) bukan strategi yang utama dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD).
Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya dilakukan saat terjadi kasus di suatu wilayah, sehingga daerah di sekitarnya melakukan fogging untuk memberantas nyamuk sebagai vektor penyakit DBD.
“Pencegahannya itu bukan melalui fogging, tetapi bagaimana kita menjaga kebersihan dan menghilangkan jentik nyamuk. Fogging ini kan memakai insektisida, sehingga kita khawatir ada resistensi” ujar Kadinkes OKI Selasa (31/12/2024).
Kadinkes OKI menjelaskan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan masyarakat.
“Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi) dan Seperti kita ketahui, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus” tutur Iwan
Singkatan dari 3M, antara lain:
1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti:
1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Sementara itu salah satu Penanggung Jawab DBD yang berasal dari Puskesmas Awal Terusan Emma Kosasi, S.Kep,.Ners menjelaskan bahwa kasus DBD diwilayah kerja yaitu 7 Desa dalam wilayah Kijang Kecamatan SP Padang terus bertambah yang terbaru adalah terjadi pada salah satu warga desa Batu Ampar.
“Memang akhir-akhir ini Kasus DBD di wilayah Kijang terus meningkat yang terbaru adalah menimpa salah satu warga Desa Batu Ampar yang terletak di RT.002 RW.001” ujar Emma
Ia juga menjelaskan ketika menerima Laporan Kasus DBD, pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
“Kegiatan PE ini dilakukan sebagai upaya penelusuran kasus penderita DBD untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)” lanjunya
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan PE DBD baru bisa dilakukan setelah adanya laporan kasus mengenai warga yang terkena DBD.
Kegiatan tersebut meliputi kunjungan rumah pasien yang terkena penyakit DBD dengan melakukan wawancara mengenai riwayat perjalanan, hasil diagnosa, dan runtutan awal mulai sakit atau awal mulai menunjukkan gejala.
Kemudian petugas akan melakukan pemeriksaan jentik ditempat tinggal penderita dan lingkungan rumah sekitar termasuk 20 rumah disekitar penderita penyakit DBD.
Dirinya selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing terutama tempat-tempat yang sering menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk dan menghimbau masyarakat untuk melakukan PSN mandiri dirumahnya masing-masing minimal 3-6 hari sekali.
“Setelah ini akan dilakukan palaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang terkait hasil PE DBD yang telah dilakukan untuk dilakukan tindakan selanjutnya apakah perlu untuk dilakuan Fogging atau tidak, selain itu PSN merupakan hal utama yang harus dilakukan masyarakart dalam mencegah perkebangbiakan nyamuk demam berdarah” tutupnya.
Kegiatan PSN selalu digencarkan setiap 1 minggu sekali di seluruh desa wilayah kerja Puskesmas Awal Terusan, Petugas Puskesmas Awal Terusan juga selalu melakukan kegiatan pendampingan PSN dibantu dengan Bidan Desa mendapingi kader jumantik untuk melakukan pemeriksaan jentik di setiap kamar mandi rumah warga dan lingkungan rumah yang berpotensi menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk seperti bak kamar madi, kolam, lubang genangan air, timba yang berisi air dan lain sebagainya. (Hendri)