Beranda Ogan Kemering Ilir Makna Terbesar Peringatan Isra’ Mi’raj Adalah Perintah Sholat 5 Waktu

Makna Terbesar Peringatan Isra’ Mi’raj Adalah Perintah Sholat 5 Waktu

18
0

OKI, KITOUPDATE.COM – Isra Mi’raj adalah mukjizat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada tahun kesepuluh kenabiannya, tepatnya sebelum Beliau hijrah ke Kota Madinah. Isra Mi’raj terjadi pada tahun 621 M, atau tahun 10/11 dari kenabian (Bi’tsah). Jumhur ulama menyebutkan tanggalnya adalah malam Jumat tanggal 27 Rajab.

Kepala Desa Awal Terusan Rano Karno dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Isra Mi’raj menjadi mukjizat besar hanya untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena mustahil dilakukan oleh manusia pada masa kini.

“Kata Isra menjelaskan perjalanan yang menembus ruang sehingga Rasulullah bisa menempuh jarak Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina dalam waktu singkat, hal inilah yang menjadi salah satu ujian keimanan kita sebagai umat Islam untuk mempercayainya” ujar Rano. Rabu (29/01/2025)

Rano pun berharap dengan peringatan Isra’ Mi’raj ini dapat meningkatkan keimanan khususnya bagi generasi muda.

“Dengan adanya peringatan ini kita berharap agar menambahkan keimanan kita, khususnya generasi muda sebagai benteng yang kokoh dalam menghadapi dampak negatif dalam era globalisasi” harap Rano.

Sementara itu Ustad Adnan selaku penceramah mengatakan, perjalanan Miraj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Perjalanan inilah saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima syariat kewajiban sholat lima waktu dalam sehari dan didampingi oleh Malaikat Jibril untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Bukti bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan sholat lima waktu pada saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan Isra Mi’raj tertuang dalam hadits berikut. Hadist ini diambil dari kitab Kitab Fadhail ash-Shahabah yang ditulis Bukhari.

هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي

Artinya: “Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, ‘Kembalilah menemui Rabbmu’. Kujawab, ‘Aku malu pada Rabbku’ (HR Bukhari)” jelas Adnan

Ustad Adnan juga mengatakan bahwa berdasarkan hadits itu juga diketahui bahwa sebelumnya perintah salat wajib berjumlah 50 rakaat. Menurut buku Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, kisah tersebut dinarasikan dalam sebuah hadits oleh Anas bin Malik.

“Turunnya Perintah Sholat yang Diabadikan dengan Isra Mi’raj bersama dengan Malaikat Jibril, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan perjalanan ke langit dengan menunggangi buraq. Perjalanan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersebut harus melalui langit yang terdiri dari tujuh lapis. Di tiap lapisan langit inilah, Malaikat Jibril memperkenalkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada para nabi yang ada di sana” jelas Ustad Adnan.

Ia pun melanjutkan setelah menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menerima syariat sholat wajib, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian turun kembali dan sampai ke langit keenam bertemu dengan Nabi Musa Alaihissalam. Nabi Musa Alaihissalam kemudian bertanya tentang jumlah waktu salat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau pun menjawab, lima puluh waktu dalam sehari semalam yang dibalas lagi oleh Nabi Musa Alaihissalam:

“Sungguh ummatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali sholat dalam sehari. Dan aku -demi Allah-, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.” Urai Ustad Adnan

Ustad Adnanpun melanjutkan ceritanya, Mendengar hal itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun kembali memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk diberikan keringanan dalam sholat. Setelah mendapat keringanan 10 rakaat dalam sehari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kembali lagi dan bertemu dengan Nabi Musa Alaihissalam.

“Lagi-lagi, Nabi Musa menyarankan keringanan pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hal itu pun kembali dituruti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan sholat wajib dalam sehari berkurang menjadi 5 rakaat” tegas Ustad Adnan.

Meski demikian, Nabi Musa Alaihissalam sebetulnya tetap berpendapat hal itu masih dirasa memberatkan untuk umat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seperti sebelumnya. Namun, kali ini, pendapatnya tidak diterima Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan dia menjawab:

“Aku sudah berulangkali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepadaNya sampai aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi” (HR Bukhari dan Muslim). Ungkap Ustad Adnan

Diakhir ceramahnya Ustad Adnan berharap agar momen peringatan Isra’ mi’raj dapat meningkatkan keimanan sebagai umat Islam.

“Semoga kisah besar ini yaitu peringatan Isra’ mi’raj dapat menambah keimanan muslim dan menambah wawasan tentang syariat Islam” pungkas Ustad Adnan. (Hendri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini