OGAN KOMERING ILIR, KITOUPDATE.COM – Anak adalah anugerah terindah dari sang Pencipta bagi kedua orang tuanya. Kelahirannya sangat dinantikan dari sejak kandungan ibu berumur satu bulan. Tidak heran jika banyak sekali tradisi dan adat istiadat dari semenjak bayi dalam kandungan sampai lahir kedunia.
Demikian juga dengan masyarakat Kabupaten OKI khsususnya masyarakat wilayah Kijang Kecamatan SP Padang, ada berbagai tradisi dan adat istiadat yang dilakukan ketika bayi lahir. Salah satunya adalah tradisi marhaban.
Marhaban dalam islam juga memiliki tiga arti yaitu
1. Sapaan untuk menyambut seseorang
2. Ungkapan rasa gembira atas kedatangan seseorang
3. Ungkapan khusus warga madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Ustad Mahdi Imron mengatakan bahwa, biasanya masyarakat melaksanakan Marhaban bayi bisa diartikan tradisi mencukur rambut bayi biasanya dibarengi memotong kambing sebagai aqiqah dan salah satu sunnah Rasulullah SAW.
“Tradisi marhaban dilakukan sebagai syukuran menyambut kelahiran sekaligus kedatangan si bayi sebagai anggota keluarga baru” ujar Mahdi. Kamis (03/04/2025)
Mahdi melanjutkan Biasanya pada acara marhaban ini dilakukan sekaligus dengan aqiqah yaitu pemotongan kambing untuk kenduri (pesta/hajatan).
“Jika bayinya laki-laki maka harus dipotong 2 ekor kambing dan jika bayinya perempuan cukup satu ekor kambing saja lalu Daging kambing ini dimasak dan dimakan bersama-sama sebagai kenduri atau syukuran orang tua si bayi”jelas Mahdi.
Pada acara marhaban ini juga biasanya dilengkapi dengan berbagai acara seperti group nasyid, marawis, pembacaan Yasin, bersanji dan sebagainya.
Selain memotong kambing, pada hari itu juga ada tradisi mencukur rambut bayi.
Rambut bayi dicukur kemudian ditimbang dan dibelikan emas seberat timbangan rambutnya tadi. Emas ini kemudian disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.
Setelah itu Acara dilanjutkan dengan pemberian nama bayi dan Nama yang diberikan biasanya adalah nama yang baik. Sebagai doa dan harapan agar kelak si bayi dan balita menjadi orang yang saleh, baik dan sukses.
Wildan salah satu masyarakat Desa Batu Ampar mengungkapkan ia mengadakan acara Marhaba bagi anak pertamanya dengan harapan dan doa.
“Sebagai orang tua tentu saja kami mengharapkan yang terbaik bagi anak-anak kami, Marhaba ini juga kami laksanakan dengan harapan sikecil akan menjadi anak yang bermanfaat, nusa, bangsa dan agama serta berbakti kepada orang tua.” harap Wildan.
Sementara itu kepala Desa Batu Ampar, M. Syukri menjelaskan bahwa Pada acara ini sendiri biasanya seluruh keluarga dan sanak famili diundang.
“Selain sanak saudara, Acara ini juga dihadiri oleh pemuka agama dan tokoh masyarakat desa, tokoh adat, Selain itu teman dan relasi dari orang tua sibayi juga ikut di undang.”tegas Syukri.
M.Syukri juga berharap tradisi yang baik dan bernuansa islami ini agar terus dilestarikan sebagai bentuk pelestarian budaya yang ada didalam kehidupan masyarakat.
“Ini adalah bentuk suatu pelestarian budaya bernuansa Islami, selain sebagai tradisi juga tentu saja akan bernilai ibadah disisi Allah Subhana Wa Taala” pungkas Syukri. (Hendri)