OKI, KITOUPDATE.COM – Musim penghujan tidak selalu mendatangkan malapetaka, terkadang hujan juga memberikan berkah tersendiri bagi alam dan sebagian orang.
Bagi masyarakat ditujuh desa wilayah Kijang, Kecamatan SP Padang, Kabupaten OKI, musim hujan adalah waktu terbaik untuk berburu harta karun di hutan. Pada musim ini, banyak ditemukan jamur tahun yang dapat dikonsumsi.
Jamur ini memiliki berbagai sebutan, seperti jamur bulan atau jamur tahun. Dalam bahasa latin, jamur ini dikenal sebagai gymnopus sp. Masyarakat lokal wilayah Kijang menyebutnya dengan nama jamor taon atau tenawan taon. Jamur liar ini aman dikonsumsi dan memiliki kelezatan yang dianggap lebih enak dibandingkan dengan daging.
Jamur tahun tumbuh pada musim penghujan, berkembang biak secara berkelompok di tanah lembab atau akar tanaman, dengan ciri tudung berwarna putih atau kecoklatan. Pada periode Desember hingga Februari, jamur ini tumbuh subur di bawah pepohonan besar, di hutan, perbukitan, dan tanah lembab lainnya.
Saat musim penghujan tiba, warga Kijang ramai-ramai berburu jamur tahun. Jika beruntung, mereka bisa mengumpulkan puluhan kilogram jamur dalam satu hari. Namun, lokasi tumbuhnya jamur ini cukup sulit diprediksi. Tidak semua tempat lembab di bawah pohon cocok untuk pertumbuhannya. Intensitas sinar matahari juga menjadi faktor penting.
“Tidak semua tempat lembab di bawah pohon, perbukitan, atau kawasan tanah lembab ada jamur tahun. Biasanya tumbuh di tempat yang kurang sinar matahari. Tidak ada jaminan kita pasti menemukan jamur tahun di lokasi tersebut,” kata Dino (27), pemuda asal Desa Batu Ampar, Rabu (25/12/2024).
Dino mengaku berburu jamur tahun disela-sela aktivitasnya berburu hama buah dan merawat perkebunannya. Menurutnya, ada lokasi-lokasi tertentu yang selalu menjadi incaran setiap musim penghujan. Dalam sekali berburu, ia bisa mendapatkan sekantong plastik jamur tahun, bahkan pernah hingga 15 kilogram.
“Kadang dapat sedikit, cukup untuk lauk makan. Kalau banyak, biasanya dibagi dengan teman-teman,” imbuh Dino.
Menurutnya, rasa jamur tahun lebih nikmat dibandingkan jamur tiram atau daging. Hanya dengan digoreng, jamur ini memiliki rasa yang gurih. Teksturnya sedikit lebih kenyal dibandingkan jamur budidaya, yang menambah kelezatan saat disantap.
Meskipun harganya mahal, Dino mengaku enggan menjual jamur tahun hasil buruannya.
“Nggak dijual, dimakan sendiri. Mencarinya susah karena hanya ada di musim hujan Desember-Februari. Selain itu, jamur ini gurih meski tanpa garam. Protein dan zat besinya juga tinggi, bagus untuk dikonsumsi,” ungkap Dino.
Jamur tahun juga cukup diminati di pasar. Harganya berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram.
“Harga ini sangat wajar karena perjuangan mencari jamur ini cukup sulit dan hanya bisa ditemukan jika sedang beruntung saja,” tutup Dino. (Hendri)